Sampang, zonamerdeka.com – Puluhan Ulama' yang tergabung dalam Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) melakukan pertemuan dengan Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, Senin (23/5/2022) di Pendapa Trunojoyo.
Kedatangan Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) juga disambut oleh Wakil Bupati Sampang H. Abdullah Hidayat, Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang H. Yuliadi Setiyawan dan Kabag Kesra Pemkab Sampang Moh. Tholkah.
Rombongan BASSRA yang hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya RKH Muhammad Rofii B, KH. Syafik Rofii, KH. Syarifuddin Damanhuri, A.Sufyan Absi, Imam Khodri Taufik, KH. Abd. Ghoffar, KH. Buchori Ma’shum, KH.Fauzi Rosul, Muhammad Aunul Abied Sha, K.H Djafar shodiq zain, H, Abd Jalil Thalha.
Selain itu hadir juga Ali Rahbini A Latif, M. Muchlis Muhsin, HM.Jazuli Nur, KH. Syafi’uddin A Wahid, KH Mahrus Malik, KH Ahmad Fauzi Tidjani, Kh. Zainuddi Husni, KH. Mundir Arrahman, KH Muhaimin Makki, KH. Makki Nasir dan KH. Moh Shaleh.
Juru bicara BASSRA K.H Muhdor Abdullah menyampaikan bahwa silaturahmi dalam kesempatan ini membawa beberapa persoalan aspirasi dari masyarakat.
“Keluhan masyarakat yang datang kepada ulama seperti persoalan harga tembakau dan garam yang rendah perlu adanya sinergi bersama untuk dicarikan solusi sehingga Ulama dan Umara bersinergi,” ucapnya.
Pihaknya mengaku telah menggelar roadshow silaturahmi kepada empat Bupati di Madura dan terakhir sebagai penutup dilakukan di Kabupaten Sampang.
“Kami berharap empat Bupati di Madura menerbitkan regulasi keberpihakan kepada petani tembakau dan garam, BASSRA
Hal senada juga disampaikan Sekjen BASSRA K.H Syafi’ Rofi’i bahwa silaturrahim bersama kepala daerah di Madura sengaja dilakukan untuk mencari solusi dalam membantu para petani tembakau dan petambak garam.
Ia juga menjelaskan, pertemuan dengan empat bupati di Madura merupakan salah satu cara membantu para petani dan petambak yang sering mengeluhkan soal tembakau dan garam, terutama dalam kebijakan harga yang setiap tahun selalu menjadi persoalan.
“Kiai dan ulama yang tergabung di Bassra ini sering didatangi petani tembakau dan garam. Kita tampung aspirasi mereka, terus kita diskusikan dengan bapak Bupati. Karena urusan regulasi Bupati yang tahu, kita hanya membantu,” ujarnya.
KH. Syafik bersama Ulama Bassra yang lain berharap, semua petani tembakau dan garam yang ada di Madura bisa lebih sejahtera. Caranya, semua elemen yang terlibat dalam persoalan ini harus memiliki niat baik, sehingga para petani tidak selalu menjadi korban.
Dalam kesempatan tersebut, K.H Syafik Rofi’i juga mengapresiasi langkah Bupati Sampang melakukan penyelesaian konflik sosial yang terjadi puluhan tahun.
“Di tangan dingin Bupati Sampang, kamu mengakui bisa menangani konflik sosial hingga kembali dibaiat dan pulang ke kampung halaman, BASSRA mengapresiasi hal tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi mengapresiasi niat baik dari para ulama yang tergabung dalam BASSRA untuk bersama-sama mensejahterakan masyarakat Madura utamanya para petani tembakau dan garam.
Dukungan para ulama tersebut merupakan cambuk kepada kepala daerah agar berfikir lebih keras untuk bisa menjaga stabilitas harga tembakau dan garam.
“Kami punya niat yang sama untuk membangun Madura secara keseluruhan, bukan hanya Sampang saja yang maju tapi kolaborasi antara empat Kabupaten selalu dilakukan setiap kebijakan yang diambil,” ujarnya.
Aba Idi menyampaikan ada beberapa PR untuk mengatasi persoalan petambak garam yang pertama mendongkrak HET garam berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat karena kebijakannya berada disana, kemudian perlunya berdiri perusahaan dan pabrik yang berbahan baku garam berada di Madura utamanya di Kabupaten Sampang.
“Kami siap menjamin keamanan dan perijinannya jika ada investor membangun itu, pasti juga akan ada efek domino penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran nantinya,” ungkapnya.
Mengatasi persoalan tembakau, pihaknya menyampaikan bahwa belum ada gudang tembakau di Sampang yang dimungkinkan kurang strategis sehingga tembakau para petani ditampung di kabupaten lainnya sehingga berpengaruh terhadap harga jual.
“Hilirnya perlu kita perbaiki nanti, Pemerintah Daerah empat Kabupaten pastinya siap membuat regulasi yang berpihak pada petani dengan kebersamaan seluruh ulama yang tergabung di BASSRA,” tutupnya.
( Rois Zharon )