KENDAL –zonamerdeka.com- Tekan angka stunting di Kabupaten Kendal, Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD dr Soewondo Kendal, mengelar Intervensi Spesifik di beberapa desa di Kecamatan Boja, yakni Desa Blimbing, Desa Boja, Desa Meteseh dan Desa Trisobo beberapa waktu yang lalu.
Di Indonesia permasalahan stunting dan wasting masih menjadi fokus utama terkait strategi Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dalam percepatan perbaikan gizi masyarakat.
Sehingga dimasukkan dalam program prioritas nasional, penurunan angka stunting diharapkan dari 26,7 persen menjadi 14 persen dan angka wasting dari 10,2 persen menjadi 7 persen di tahun 2024.
Program ini merupakan saasaran pembangunan 2020-2024, yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pemabangunan di berbagai bidang. Khususnya dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berdasarkan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Kepala Bidang Keperawatan dan Ketua PKRS RSUD dr Soewondo Kendal, dr Muhammad Wibowo mengatakan, penurunan stunting dan wasting ini dilakukan secara komprehensif dan bersinergi semua komponen bangsa dan negara.
“Hal tersebut bisa dilakukan melalui program percepatan penurunan stunting secara berjenjang dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi maupun nasional dengan berbagai aksi dan program spesifik dan sensitif,” ujarnya, saat sambutan di Balai Desa Trisobo, Boja.
Bowo menjelaskan, RSUD dr Soewondo Kendal, merupakan instansi Pemerintah Kabupaten Kendal, masuk sebagai Tim Teknis dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten, ikut berkontribusi dalam kegiatan percepatan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Kendal.
“Kegiatan tersebut meliputi penandatanganan komitmen bersama, audit stunting, pembahasan hasil audit stunting, desiminasi audit stunting, sarasehan audit stunting, dan pemberian intervensi spesifik dan sensitif,” jelasnya.
Bowo menguraikan, kegiatan intervensi yang diberikan secara berkelanjutan dimulai dari hasil audit stunting di lokus stunting, yang saat ini ditetapkan di Kecamatan Boja.
Dalam kegiatan ini, RSUD mengerahkan, tim PKRS yang berjumlah empat personel, kemudian tim gizi sebayak dua personel.
“Tujuannya adalah membantu memperbaiki asupan gizi dan kesehatan sasaran dan kelompok risiko stunting di lokus stunting Kabupaten Kendal,” paparnya.
Bowo juga menyebut, angka stunting di Kendal mencapai 13,3 persen atau sebanyak 7.000 anak yang menderita stunting.
Untuk itu, pihaknya berharap ada kolaborasi antara tim dari RSUD Kendal dengan Pemerintah Desa Trisobo, dalam rangka menurunkan angka stunting.
“Kami mengajak kepada Pemerintah Desa Trisobo, bersama tim untuk menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Boja, khususnya di wilayah Desa Trisobo,” ungkapnya.
Sementara itu, Ahli Gizi RSUD Kendal, Sugini mengatakan, untuk mendapatkan gizi yang baik, makanan harus mengandung karbohidrat, protein, dan vitamin yang seimbang.
“Untuk perbaikan gizi anak-anak stunting ini mereka harus diberikan makanan seimbang, yakni ada setengah porsi karbohidrat, buah dan sayur, setengah porsi protein dan lemak,” paparnya.
Tujuan dilakukannya intervensi ini sebagai edukasi dan konseling dengan topik gizi seimbang sesuai kebutuhan. “Sasarannya yakni ibu hamil dua orang, ibu menyusui satu orang, dan ibu dari anak bawah dua tahun (baduta) sebanyak tiga orang,” beber Sugini.
Sementara tujuannya adalah, meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang sesuai kebutuhan, meningkatkan keterampilan pemilihan makanan yang sehat dan aman, serta meningkatkan ketrampilan menyiapkan makanan gizi seimbang sesuai kebutuhan.
“Selain itu juga ada penyuluhan pembuatan makanan pendamping air susu ibu (MPASI), dengan tujuan gizi seimbang sesuai kebutuhan,” imbuh Sugini.
Sementara itu, Sekretaris Desa Trisobo, Joko Sudrajat sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan tersebut. Karena menurutnya, itu akan sangat bermanfaat bagi warganya dan masyarakat Kecamatan Boja untuk mencegah stunting.(RZM)