Fakfak Papua Barat - Perkembangan sebaran Prevalensi Stunting Kabupaten Fakfak
Wilayah Kabupaten Fakfak terdiri dari 17 Distrik dengan jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebanyak 10 Puskesmas dimana terdapat Puskesmas dengan wilayah kerja mencapai dua sampai tiga Distrik dengan jangkauan yang cukup luas baik melaui transportasi darat maupun laut.
Situasi sebaran prevalensi stunting Kabupaten Fakfak per Distrik dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu Tahun 2020, 2021 dan 2022 dapat dilihat pada gambar berikut EPPGBM 2020, 2021 dan 2022
Gambaran Kondisi Stunting Kabupaten Fakfak Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak sejak tanggal 14 desember 2022
Perlu diketahui bahwa prevalensi Balita stunting Kabupaten Fakfak pada tahun 2020 terdapat 1.757 (27,4%), tahun 2021 terdapat 1.590 (23,3%) dan tahun 2022 terdapat 1.438 (23,7%) dengan demikian dapat diketahui prevalensi Stunting di Kabupaten Fakfak pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 4,1% dan ditahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 0,4% namun jika dilihat dari nilai Absolut Pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 167 Balita Stunting dan tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 152 Balita Stunting, hal ini dikarenakan terdapat perbedaan Balita yang diukur panjang badannya. Pada Tahun 2022 Prevalensi Balita stunting tertinggi berada di Distrik Fakfak Timur Tengah sebesar 37,6% dan terendah di Distrik Kayuni sebesar 19,1%. Disamping itu, pada tahun 2022 terdapat 5 (lima) Distrik yang cenderung mengalami peningkatan prevalensi Balita stunting setiap tahun yaitu Distrik Fakfak Timur dari tahun 2020 sampai 2022 naik sebesar 5,7%, Distrik Fakfak Timur Tengah dari tahun 2020 sampai 2022 naik sebesar 8,1%, Distrik Fakfak Tengah dari tahun 2020 sampai 2022 naik sebesar 5,9 %, Distrik Mbahamdandara dari tahun 2020 sampai 2022 naik sebesar 2% dan Distrik Tomage dari tahun 2020 sampai 2022 naik sebesar 3,3%. Terhadap Distrik yang mengalami peningkatan jumlah prevalensi perlu mendapat perhatian khusus guna percepatan penurunan stunting kabupaten Fakfak.
Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian
Faktor Determinan yang menjadi masalah di kab. Fakfak adalah Belum semua memiliki JKN dan terdapat kelarga yang JKN non aktif, terdapat Keluarga Bayi balita yang tidak memiliki Akses Terhadap Air Bersih, masih ada Keluarga yang tidak memiliki Jamban Sehat. Terdapat Bayi balita yang tidak di imunsasi dengan lengkap. Terdapat ibu hamil riwayat KEK, dan bayi balita memiliki penyakit penyerta.
Perilaku Kunci RT 1000 HPK yang Masih Bermasalah
Yang menjadi kendala dalam Kunci Rumah Tangga 1000 HPK ( Hari Pertama Kehidupan) Adalah Ibu Hamil Jarang Melakukan ANC dan tidak datang di posyandu.
Bayi dan Balita yang Jarang datang di Posyandu. Sehingga perkembangan Ibu hamil, Bayi dan Balita Kondisi Pertumbuhan dan Perkembangan tidak dapat di pantau Secara Teratur.
Kelompok Sasaran Berisiko
Kelomopk sasaran yang beresiko Remaja Putri, Calon Pengantin, Ibu hamil, Ibu Nifas dan bayi balita, yang tinggal di daerah jauh dari layanan kesehatan yakni dari lima Distrik yang mengalami peningkatan prevalensi Stunting terdapat tiga distrik yaitu distrik Fakfak Timur Tengah, Distrik Mbahamdandara dan Distrik Tomage, yang belum memiliki Puskesmas sehingga pelayanan Kesehatan masih bergantung pada Puskesmas distrik sekitarnya.
Sementara Distrik Fakfak Timur memiliki Puskesmas namun akses dari setiap kampung cukup sulit dijangkau sehingga masyarakat jarang berkunjung ke Puskesmas, pelayanan kesehatan sering dilakukan dengan metode Puskesmas Keliling yang dilaksanakan satu bulan sekali.
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan meningkatkan sarana dan prasarana guna mempermudah jangkauan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan, diperlukan juga dukungan pemerintah daerah dan lintas sektor terkait factor penyebab tidak langsung seperti penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan kualitas air dan sanitasi, jamban sehat serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan pangan lokal, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat guna peningkatan status kesehatan masyarakat selain itu perlu adanya kesadaran orang tua untuk membawa balita untuk diperiksa di layanan kesehatan.
(Amatus Rahakbauw)