Jember -- Emil Elestianto Dardak menceritakan pengalaman menarik tentang pentingnya empati saat menjalin kejasama dengan berbagai pihak itu didapat saat mendapat undangan untuk mengikuti pelatihan di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology (MIT).Hal itu dijelaskan menjadi pemateri dalam sarasehan “Tujuh Mimpi Agromedis Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Melangkah Bersama Wakil Gubernur Jawa Timur” di auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Jember (25/1/2011).
Dalam rilis yang disampaikan Humas Universtas Jember, Emil Dardak menceritakan ketika diminta untuk memakai kruk saat menuju ke fasilitas umum, seperti kereta bawah tanah. Emil diminta untuk merasakan perasaan seorang difabel atau mereka yang mempunyai masalah kesehatan.
“Saya sudah membayangkan akan menerima penjelasan mengenai banyak hal terkait teknologi informasi dan komunikasi. Eh ternyata di MIT kami diminta memakai kruk, penyangga kaki bagi orang yang mengalami masalah kesehatan di kaki atau difabel. Kami diminta memakai kruk ke fasilitas umum seperti kereta bawah tanah. Kami diminta merasakan bagaimana jika ada pada posisi mereka yang tengah memiliki masalah kesehatan atau difabel. Intinya bagaimana menumbuhkan empati sehingga kebijakan yang kita susun benar-benar sudah memperhatikan kebutuhan semua pihak,” jelas Emil Dardak.
Dari pengalaman mengikuti kegiatan di MIT tersebut Emil Dardak mendapatkan pelajaran terkait bagaimana komunikasi pembangunan seharusnya dilakukan.
Pertama di level terbawah yang disebutnya level downloading dimana orang masih sebatas mencari dan menerima informasi.
Kedua level debating saat pihak-pihak yang terlibat membahas sebuah permasalahan, di level ini masih ada nuansa kalah menang.
Ketiga adalah proses reflecting saat pihak yang terlibat membahas apa yang sudah terjadi dan berusaha menarik pelajaran berharga.
“Keempat adalah level predicting, saat kita diminta berkomunikasi dalam membuat kebijakan untuk sesuatu yang belum atau akan terjadi di masa depan. Di level ini empati bisa turut menyelesaikan masalah sebab empati adalah modal pembangunan manusia,” papar Emil Dardak. (ton)