Lubuk Linggau (zonamerdeka.com) – Ertati merupakan seorang Dosen Program Studi Bahasa Indonesia yang cerdas, disiplin, muda dan cantik. Ertati berasal dari Bumi Silampari di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan dan saat ini juga Ertati dipercaya sebagai Sekretaris Prodi PAI.
Sempat diwawancarai pada Minggu (20/01), perempuan kelahiran tahun 10989 di Kota Lubuk Linggau ini menceritakan awal mula diterima sebagai dosen di STAI Bumi Silampari pada tiga tahun lalu.
Awal pendidikannya dimulai dari TK Baitul a'la 1993-1994; SDN 2 Batu Urip Taba 1994-2000; SMP N 2 Lubuklinggau 2000-2003; SMA N 1 Lubuklinggau 2003-2006; S1 Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 2006-2010; dan S2 Manajemen Pendidikan Universita Bengkulu 2011-2012.
Ertati mengaku dahulunya tidak ada cita-cita menjadi dosen. Bahkan keinginan jadi guru pun tidak pernah terlintas dibenaknya. Cita-citanya ingin jadi apoteker dan punya usaha apotek.
"Qodarullah, ternyata kuliahnya justru di jurusan pendidikan, mau tidak mau, jelas jadi guru usai lulus nanti," cerita Ertati saat mengenang masa lalunya.
Saat menempuh kuliah S2, ia memulai kariernya sebagai guru SMA. Setelah lulus S2, dirinya sempat menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi lain di luar provinsi sebelum berlabuh di STAI BS. Tak lama dia melakoninya, kemudian memutuskan berhenti karena pertimbangan harus menetap di luar provinsi dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan serta saat itu ibunya sedang dalam keadaan sakit keras.
"Singkat ceritanya saya diterima jadi dosen di STAI-BS dengan perjuangan yang ekstra. Tiga kali mengantarkan lamaran, baru saya diterima. Dan saat ini sudah 3 tahun lebih saya jadi dosen di sini. Di luar itu pastilah ada orang-orang hebat yang ada di kampus STAI BS yang sudah berjasa membantu dalam banyak hal," ungkap Ertati yang dipercaya juga jadi pengurus PSM dan Tari di STAI BS.
Dirinya juga menyampaikan bahwa sempat bimbang ketika memilih profesi dosen setelah dia lama jadi seorang guru SMA. Sahabat SMA meyakinkan kalau Ertati mampu dan pilihan tepat yang tepat jika jadi dosen.
"Karena tidak mudah, khususnya ketika saya dihadapkan dengan memilih menjadi guru atau dosen saat diterima waktu itu. Di sisi lain, saya sudah lama berkecimpung di dunia guru. Terasa berat rasanya mau dilepaskan begitu saja. Setelah banyak support terbaik berdatangan baik dari keluarga dan sahabat dan saya meyakinkan hati bahwa saya harus keluar dari zona nyaman yang membuat terlena," ungkap Ertati.
Selain itu, Ertati menceritakan kebanggaannya ketika bisa bergabung dengan perguruan tinggi tertua di Lubuk Linggau. Ia juga mengatakan kebahagiaannya ketika menekuni profesi sebagai dosen.
"Alhamdullillah pada akhirnya saya merasa bahagia menekuni profesi dosen tersebut. Dan saya bangga bisa bergabung di STAI BS perguruan tinggi tertua yang berlatar belakang religius," ucap Ertati, M.Pd mengakhiri percakapan. (Ferry)