Asmat, zomamerdeka.com - Pemerintah Indonesia menetapkan setiap tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional. Penetapan tanggal 25 sebagai Hari Guru Nasional ini tentu mempunyai sejarah yang panjang. Namun demikian, semuanya itu bermaksud untuk memberikan penghargaan dan penghormatan kepada para Guru yang telah berjasa dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa ini.
Hari ini, bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional itu, Satuan Taktis (Satis) Pos Mandala Agats, mempunyai cara lain dalam memaknai momen peringatan yang dibaktikan khusus untuk para pendidik tersebut yakni dengan berdoa bersama anak-anak jalanan bagi para Guru di Asmat bertempat di Pos Satis Mandala Agats, Asmat, Papua Selatan, Jum'at (25/11/2022).
Dalan kesempatan tersebut, Sertu Inf. Nelson Butiop salah satu anggota Satis Mandala memberikan nasehat dan pesan kepada anak-anak yang dihimpunnya itu agar senantiasa menghargai serta mendoakan para Guru karena jasa-jasa mereka dalam upaya memberantas buta huruf sejak dulu hingga kini. Dikatakannya, Guru sebagai Pahlawan tanpa tanda jasa amat penting dan perlu dihormati setiap orang yang pernah mengalami sentuhan dan didikannya.
"Anak-anakku sekalian, kamu dengar baik-baik, kamu kalau ketemu Guru kamu harus hormati dia. Beri selamat kepadanya karena dia adalah orang tua kita. Guru itu adalah teman bermain juga teman belajar di sekolah atau dimana saja kita bersamanya," tutur Nelson.
Sementara itu, Komandan Satuan Taktis (Dansattis) Mandala Lettu Inf. Ishian mengungkapkan bahwa pihaknya selain melaksanakan tugas pokok mempertahankan wilayah Kedaulatan Negara Republik Indonesia dan menjaga keamanan perbatasan RI-Papua Nugini, tapi juga mengambil bagian dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa yang diimplementasikannya dengan ikut serta menjadi tenaga pengajar kepada 'Anak-anak Aibon' di Kabupaten Asmat.
"Anak-anak Aibon merupakan suatu tantangan bagi kita semua dimana anak-anak tersebut tidak memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan dan minimnya sikap perilaku," tandasnya.
Ditambahkannya, walaupun pihaknya bukan dari kalangan Guru namun dengan kemampuan yang ada bisa menjadi Guru bagi anak-anak yang membutuhkan pendidikan di tengah keterbatasan serta kekurangan akses pendidikan yang dialami oleh sejumlah anak di seputaran Kota Agats ini. Sebab menurutnya, tangung jawab mendidik anak-anak bangsa adalah tugas dan tanggung jawab semua orang termasuk Satuan Taktis Mandala yang dikomandoinya itu.
Diharapkannya, dengan kehadiran personel satgas mandala jadi guru pengajar 'Anak-anak Aibon' dapat meningkatkan motivasi dan kepedulian guru-guru dan Pemerintah Daerah setempat terhadap anak-anak tersebut.
Kemudian tambahnya, pada peringatan Hari Guru ini menjadi kesempatan untuk sejenak berefleksi dan introspeksi terutama menyadarkan mereka yang saat ini menyandang status Guru untuk lebih meningkatkan kepedulian serta tugas mulia yang diembannya demi kecerdasan anak anak bangsa. Bahwasannya tugas sebagai seorang guru adalah tugas yang dipercayakan Tuhan karena itu harus diemban dengan penuh rasa tanggung jawab terutama terhadap anak-anak Asmat yang juga menurutnya adalah warga negara Indonesia yang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang layak.
"Biar bagaimanapun mereka merupakan cerminan anak-anak asli Asmat. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan", Pungkas Lettu Ishian.
Untuk diketahui, semenjak ditugaskan di Agats, Asmat ini, Satuan Tugas dari Kopassus ini mempunyai perhatian khusus terutama terhadap anak-anak lokal yang telah terjerumus dalam bahaya pemakaian lem Aibon. Dalam keterbatasan yang dimiliki, Satgas ini terus berupaya untuk mengembalikan anak-anak jalanan tersebut ke kehidupan yang lebih manusiawi dengan terus mendampingi serta membina mereka agar kemudian hari bisa menjadi orang yang berguna.
Di Pos Satis Mandala, ia mengaku anak anak tersebut dibina tidak hanya belajar membaca, menghitung dan lainnya, tapi juga diajarkan cara menanam dan merawat tanaman sayuran dengan memanfaatkan media dari bahan bekas. (Jefry)