Jember, KaJe
Wakil Bupati Jember Drs. KH Abdul Muqit Arief memberikan pesan kepada ratusan siswa Kelas IX SMP 3 Jember yang lulus tahun ini. Ungkapan itu, disampaikan wabup saat acara lepas pisah siswa kelas IX yang digelar di Gedung Soetardjo, Sabtu 4 Mei 2019.
Pesan pertama, wabup meminta semua siswa mengakhiri tradisi perayaan kelulusan yang dilakukan dengan cara mencoret seragam.
Saat lulus, siswa semestinya mensyukuri dengan cara yang baik.
"Bersyukur itu bukan kemudian dengan pawai hingga mengganggu pengguna jalan. Bersyukur itu dengan yang benar," ujar pria yang akrab disapa Kyai Muqit ini.
Tradisi lama seperti corat coret baju maupun pawai di jalanan sebaiknya segera diakhiri. Tradisi itu lebih baik diganti dengan kegiatan berbagi kepada orang lain.
Pesan kedua, sebagai calon pemimpin masa depan, siswa sebaiknya tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual. Generasi muda ini sebaiknya juga mendalami sejarah bangsa.
Ketiga, semua sekolah di Jember harus menjadi sekolah yang inklusi dan penuh toleran serta mengerti kebhinekaan.
"SD dan SMP adalah saat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebhinekaan, karena apa yang ditanamkan sekarang, insyaallah, akan terpatri dalam jiwanya," ujar wabup.
Di Jember sendiri, terdapat beberapa sekolah dengan siswa yang berbeda agama yang belajar bersama. "Jember sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Jawa Timur juga sebagai pusat pendidikan."
Keempat, semua siswa harus terus belajar. Tidak boleh lelah, karena tidak belajar akan menciptakan kebodohan. Sedangkan kebodohan adalah bencana.
"Belajar itu seperti mengayuh sepeda, harus terus dikayuh," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Kyai Muqit memberikan apresiasi atas terbitnya karya siswa SMPN 3 Jember, yakni sebuah ontologi puisi.
"Ini sebuah kebanggaan bagi kita semua, karena masih di tingkat SMP sudah bisa membuat ontologi puisi dan mendapatkan penghargaan nasional," kata Wabup.
Menciptakan puisi bukan hanya merangkai kata. Orang yang biasa merangkai puisi pasti memiliki kepekaan lebih.
"Karena di dalam puisi terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik. Orang yang tidak memiliki kepekaan terhadap unsur di sekitar maka tidak bisa menciptakan puisi yang sangat bagus. Ini yang perlu kita apresiasi," ujarnya.
Acara Lepas Pisah Siswa Kelas IX ini diikuti oleh sekitar 287 siswa. Menurut ketua panitia, Anang, acara lepas pisah ini adalah puncak kegiatan siswa selama belajar di SMPN 3 Jember.
Sementara itu, Wakasek Urusan Akademik Nur Sujayanto menyampaikan, pelepasan ini bukan hanya simbol pelepasan, tetapi juga momen peluncuran karya tulisan siswa. "Di dalamnya juga ada kreatifitas siswa," katanya.
Nur Sujayanto berharap pelepasan ini mengiringi siswa tumbuh kembang menjadi insan yang berakhlak mulia, cerdas, dan berdaya saing di masa depan. (Mia/Mul/bbg/hms)