SEMARANG,- Menyusul terjadinya peristiwa tanah longsor di Ruko Gatsu Jalan Gatot Subroto Nomor 16-E Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan, pada Jum’at (7/7), Pemerintah Kota Semarang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD langsung bergerak cepat dengan melakukan evakuasi korban yang tertimbun longsor. Dalam upayanya tersebut, BPBD berkoordinasi dengan Basarnas, Pemadam Kebakaran, Brimob, Inafis, Polsek Ngaliyan, Koramil Ngaliyan, SAR MTA, Babinsa dan Babinkamtibmas.
Dalam peristiwa tersebut, dilaporkan satu orang pekerja meninggal dunia akibat tertimbun longsor. Korban bernama Muhammad Subur (45) warga Tegowanu Kulon, Kabupaten Grobogan.
“Tim kita dari BPBD, SAR, dan Brimob, bantu turun dan korban yang tertimbun longsor sudah berhasil dievakuasi ke rumah duka di daerah Gatot Subroto, Ngaliyan. Korban tertimbun tanah. Jadi, tanah di sebelahnya kemarin sempat longsor kemudian itu mau membangun lagi,” terang Yudi Wibowo, Staf Ahli Walikota Semarang Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan.
Dirinya lebih lanjut mengatakan dari tim Inafis Polrestabes mengungkapkan jika kejadian tersebut adalah murni kecelakaan kerja, bukan longsor bencana alam. "Statemen sementara dari tim Inafis Polrestabes, ini murni kecelakaan kerja, bukan longsor bencana alam. Kami, mewakili Pemerintah Kota Semarang menyampaikan turut berduka cita. Pemkot Semarang telah mengevakuasi korban dan mencegah kejadian dengan mengamankan lokasi, dan dipasang police line," imbuh Yudi.
Kronologi kejadian bermula saat korban bersama dua pekerja lainnya (yang merupakan saksi mata) sedang bekerja membuat galian untuk talud dengan kedalaman 4 meter dan lebar 2 meter pada pukul 08.00 WIB. Kemudian pukul 10.00 WIB terjadi longsor di lokasi yang mereka kerjakan.
Kedua saksi mata sempat mendengar korban berteriak, ‘Awas Longsor!’. Saksi sempat menoleh dan meski terkena longsoran, masih sempat melompat untuk menyelamatkan diri.
Dalam evakuasi korban yang tertimbun longsor dilakukan bersama Basarnas dengan menggunakan alat urban SAR. Area di sekitar TKP kemudian disterilkan dan warga dihimbau menjauh karena kondisi tanah yang masih labil.(NV).