Jember, zonamerdeka.com - Proyek fisik pembangunan plengsengan di desa Arjasa Kecamatan Sukowono Jember menyisakan kekecewaan yang luar biasa bagi Pokmas Cloning. Kekecewaan itu diungkapkan oleh Ketua Pokmas Cloning. Hal itu lantaran yang mengerjakan proyek tersebut berasal dari luar desa dan hasil pekerjaannya sangat amburadul dan hasilnya mengecewakan. Ia pun mengatakan merasa jadi umpan atau tumbal.
Pada awalnya, Ketua Pokmas Cloning mengatakan akan melibatkan warga sekitar untuk mengerjakan proyek itu. Tetapi hal itu batal dilaksanakan lantaran upah berada di bawah standar.
Proyek plengsengan dengan anggaran Rp 90 Juta oleh kelompok masyarakat (Pokmas) Cloning berada di Desa Arjasa, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember.
Dari pantauan awak media di lokasi (26/09/2022) Senin sore, bahwa bangunan plengsengan dengan pasangan batu belah dengan kisaran tinggi 2 meter panjang 40 meter itu terlihat dikerjakan asal jadi, yang mana pasangan batu tidak rata dan bergelombang ditambah lagi dengan pekerjaan siaran yang terkesan acak acakan.
Saat dikonfirmasi, ketua Pokmas Cloning Mohammad Nawardi mengatakan bahwa pekerja bangunan plengsengan yang dimaksud didatangkan dari luar desa bukan dari warga sekitar. Tukang-tukang itu yang mendatangkan adalah korlap proyek dengan inisial KL.
"Pekerjanya dari Desa Menggen Bondowoso yang datangkan inisial KL, orang sini tidak mau karena borong kerjanya murah," ucap Nawardi di kediamannya kepada awak media ini.
Nawardi mengatakan bahwa kualitas mutu pekerjaan yang dimaksud tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Fisik mutu bangunan plengsengan dinilainya kurang bagus, menurut dia akibat borong kerja yang dinilai murah dan tidak masuk diakal.
"Yang kerja borongan, bukan harian, Rp 45 ribu per meter persegi lari," ujarnya.
Dia menambahkan, borong kerja murah dinilai jadi penyebab pekerjaan dikerjakan asal jadi karena tidak sesuai dengan waktu dan lamanya pekerjaan.
"Borong kerja murah pak, kalo terlalu bagus pastinya makan waktu lama dan bisa bangkrut," terangnya.
Lanjut Nawardi menyampaikan, bahwa selaku ketua Pokmas Cloning dirinya sangat kecewa karena tidak bisa mempekerjakan warga sekitar, karena semua pekerjaan termasuk pengelolaan keuangan diambil alih oleh kordinator inisial K yang seharusnya keuangan dikelola oleh pokmas itu sendiri.
" Saya sangat kecewa pak, kalo tau seperti ini saya tidak mau pak," imbuhnya dengan nada kesal.
Sementara awak media ini kesulitan untuk konfirmasi dan klarifikasi mengingat no telp media ini sudah di blokir jauh jauh hari. Namun inisial KL yang dimaksud akan diupayakan dikonfirmasi lebih lanjut.
Dari data yang berhasil dihimpun media ini ada dugaan inisial KL menjadi koordinator lapangan bantuan dana hibah Pokmas yang tersebar di beberapa Desa Kabupaten Jember.
Bersambung
Maston